#SharingisCaring : Sunat Anak Ketika Bayi, Kenapa Ngga? (Plus review Rumah Sunat dr Mahdian)

Sunat anak laki-laki ketika masih bayi, memang belum banyak dilakukan di lingkungan sekitarku. Makanya ketika kami memutuskan untuk sunat baby K saat umur 1 tahun, banyak yang kaget. Bahkan mertuaku sempet melarang (tapi akhirnya ketika dijelaskan alasannya, beliau mengerti kok). Nah, untuk ayah ibu yang berniat untuk sunat anaknya ketika masih bayi tapi masih bingung gimana caranya supaya memantapkan hati untuk tetep sunat anaknya, silakan baca postingan ini sampai habis ya! 😉

Jadi awalnya di awal bulan Mei, ketika bangun pagi aku merasa bau popok baby K agak lebih menyengat dari biasanya. Aku pikir mungkin hanya hari itu aja, tapi ternyata besoknya pun masih berbau yang sama, bahkan ditambah di mr p nya ada bercak putihnya (tapi ini bisa hilang ketika mandi). Akhirnya aku wa dokter Rini dan beliau menyarankan agar kami bawa baby K untuk cek ke beliau. Tapi aku dan suamik ngga langsung ke dokter, karena kami pikir baby K baik-baik aja. Soalnya dia masih jadi bayi yang aktif yang ngga bisa diem  (kami selalu berasumsi kalau baby K masih aktif, makan masih mau, berarti dia sehat-sehat aja 😆) eh tapi ternyata malemnya dokter Rini wa lagi, menanyakan kenapa kami ngga jadi check up. Ternyata menurut beliau baby K sebaiknya tetap dicek karena gejala-gejalanya menunjukkan tanda-tanda ISK (ini salah satu alasan terkuat kami sukaa banget sama dokter Rini, beliau bisa konsul via WA dan kalau memang ngga perlu check up, beliau ngga akan menyarankan kami untuk check up. Cukup konsul via wa aja 😍). Akhirnya setelah kami membawa baby K untuk check up, ternyata benar kalau baby K gejala ISK dan dokter Rini menyarankan baby K untuk disunat. Beliau pun meyakinkan bahwa sunat ketika bayi bukanlah hal yang perlu ditakutkan, malah bagus karena sembuhnya lebih cepet.

Akhirnya aku dan suamik memantapkan hati untuk menyunat baby K. Aku pun dapet rekomendasi rumah sunatan dr. Mahdian dari temenku yang udah menyunat anaknya di sana ketika anaknya masih di bawah 3 tahun. Menurut temenku, anaknya ngga rewel saat dan setelah disunat, harganya pun masih masuk kantong dan lokasinya banyak, tinggal pilih aja lokasi yang terdekat dari tempat tinggal. Setelah dapet info itu, aku mulai browsing untuk cari tahu lebih lanjut tentang klinik sunatan dr. Mahdian. Ternyata cabangnya di Bekasi ada banyak, malah kantor utamanya ada di Jatiasih. Akhirnya kami coba ke sana untuk cari-cari informasi, dan alhamdulillahnya karyawan di sana menjelaskan dengan baik dan menghilangkan kekhawatiran aku dan suamik tentang proses sunat yang nantinya akan dijalankan. Metode yang ditawarkan di rumah sunatan dr. Mahdian salah satunya adalah metode klamp. Kelebihan yang dijelaskan waktu itu kurang lebih seperti ini :

1. Tanpa perban dan tanpa jahitan
2. Bisa langsung beraktivitas
3, Bisa langsung mandi

Oh iya, satu lagi yang selalu dipromosikan oleh rumah sunatan dr. Mahdian adalah sunat tanpa suntik. Walau pun pas hari h baby K tetep harus disuntik di mr p nya karena obat bius untuk bayi hanya bisa via suntik tersebut (cmiiw yaa kalau ada yang tau ilmunya tentang ini), tapi selain itu emang bener-bener ngga ada proses suntik lagi kok.

Pada awalnya aku dan suamik berencana melakukan proses sunat untuk baby K di rumah sunatan cabang Jatiasih, tapi karena 1 dan lain hal jadinya dilaksanakan di rumah sunatan Bandung yang lokasinya ada di daerah Cijagra. Sebenernya cabangnya ada 1 lagi, di daerah Cimahi, tapi waktu itu tanggal yang kami mau bertepatan dengan dokternya yang mulai libur lebaran. Jadi akhirnya kami pilih yang cabang Cijagra. Untuk tempatnya sendiri ada di ruko, kalau dari arah Batununggal tinggal lurus ke arah Cijagra, nanti lokasinya ada di sebelah kanan, ngga jauh dari perempatan Cijagra. Tapi hati-hati terlewat yaa karena rukonya lumayan kecil jadi rawan terlewat. Rukonya sendiri ada 2 lantai kalau ngga salah, tempatnya walau pun kecil tapi bersih, pelayanannya pun bagus. Waktu kami ke sana, kami menunggu 1 anak dulu dan ngga lama nunggunya. Oh ya, sebelumnya kami daftar dulu via telepon yang nantinya akan diteruskan via whatsapp. Kemudian di H-1 aku ditelpon sama pihak rumah sunatan untuk konfirmasi jadwal sunatnya.

Untuk proses sunatnya sendiri kira-kira hanya 10-15 menit. Dokternya udah berpengalaman untuk sunat bayi jadi kami ngga tegang, cuma harus tega aja liat baby K nangis-nangis waktu proses sunatnya (thanks to "Nussa Official" yang udah membantu kita nenangin baby K di saat proses sunatan berlangsung). Waktu proses sunat, dokternya bilang kalau baby K terkena fimosis. Karena kulup mr p nya memang panjang dan sangat menempel dengan kulit dalemnya yang mengakibatkan kami ngga bisa membersihkan mr p nya dengan maksimal karena kulupnya ngga bisa ditarik secara maksimal ketika kami mau membersihakn mr p nya. Dan ketika kulupnya berhasil dibuka, ternyata memang banyak kotoran yang tertinggal yang diakibatkan dari proses pembersihan yang kurang baik. Ketika denger itu, aku dan suamik lega karena itu artinya kami udah mengambil keputusan yang tepat untuk sunat baby K ketika bayi. Karena menurut dokter, kalau ngga cepet disunat ke depannya bisa jadi baby K kesakitan karena kemungkinan akan kena ISK. Setelah sunatnya selesai, klamp pun di pasang di mr p nya baby K. Ngga perlu khawatir klampnya akan copot karena dokter menjamin kalau klampnya ngga bisa lepas dengan sendirinya walau pun anaknya aktif banget, klamp baru akan bisa lepas kalau dibuka dengan alat.

Setelah itu, kami diberikan informasi tentang bagaimana membersihkan mr p baby K selama masa pemulihan (sebelum klamp dilepas). Jadi setiap setelah BAK atau pun BAB, kami harus segera mengganti popoknya karena kalau ngga, nanti akan banyak bakteri berkumpul yang bisa mengakibatkan proses pemulihan yang lebih lama. Kami diberikan cairan NaCl yang harus diberikan setiap mengganti popok dan ada 1 lagi cairan (aku lupa namanya) yang harus diteteskan sebanyak 3-4x sebanyak 3x sehari. Oh ya untuk paket sunatannya ada 2 paket :
1. Paket biasa : biaya tindakan, kontrol, obat minum
2. Paket full : tambahan celana sunat 2pcs, celana plastik 1pcs, paket foto 3x, KPPK (Kit perawatan pasca khitanan) dan obat pereda sakit
Kami ambil yang paket biasa + KPPK.

Kira-kira 2 jam setelah proses khitan, baby K baru nangis kesakitan (mungkin efek obat bius yang mulai habis). Tapi nangisnya ngga lama, setelah itu juga baby K udah aktif kayak biasa lagi. Paling di hari pertama sampai kedua, baby K nangis setiap lagi pipis dan dibersihin mr p nya (wajar lah ya, mungkin masih ada efek perih). Masuk hari ke-3, udah ngga nangis lagi kalau pipis tapi masih nangis kalau lagi dibersihin mr p nya. Di hari ke-5, kami kembali ke rumah sunatan untuk lepas klamp. Prosesnya bentar banget, ngga sampe 10 menit kayaknya. Baby K hanya nangis ketika proses pelepasan klamp aja, sisanya udah aktif lagi kayak biasa 😁

Setelah proses pelepasan klamp, cara pemulihan di rumah tinggal berikan cairan NaCl aja setiap ganti popok dan kasih  betadine 3x sehari. Dokternya juga kasih tau kalau nantinya di sekitar mr p nya akan ada tonjolan yang kayak nanah tapi sebenernya bukan nanah. Dibiarin aja nanti juga hilang sendiri. Untuk baby K sendiri, tonjolan yang kayak nanah itu hilang setelah sekitar seminggu.

Alhamdulillah setelah sunat ini baby K ngga pernah menyengat lagi bau bekas pipis di popoknya, aku dan suamik pun lebih enak ngebersihin mr p nya karena ngga ada yang menghalangi. Oh ya 1 lagi, ada yang bilang kalau habis sunat kadang anak makannya jadi lebih lahap. Alhamdulillah baby K memang jadi lahap banget sih makannya, semoga seterusnya juga makannya lahap kayak gini 😄

Pesenku untuk para orangtua yang masih galau apakah akan sunat anaknya ketika masih bayi, jawaban aku dan suami adalah : sunat aja! In syaa Allah proses penyembuhannya cepet dan lancar-lancar aja kayak baby K. Kalau ada yang mau ditanyain, boleh tulis di kolom comment yaa.

Thanks for reading 💓

with love,

NSW