Thursday, 20 June 2019

Sharing proses kelahiran baby K

1


sumber : pexel

Di tema #amiaricollab bulan ini, aku dan Andaruni memilih tema tentang cerita kami melahirkan, karena Andaruni baru saja melahirkan. Yeaaayy, welcome to motherhood sist! 💖
Daan kebetulan juga cara kami melahirkan berbeda, aku melahirkan dengan spontan (atau banyak orang bilang sebagai "lahir normal") dan Andaruni melahirkan dengan c-section. Boleh baca juga cerita melahirkan dari blognya Andaruni ya!


So, let's begin my story...
Jadi, sejak kehamilanku menginjak >30 minggu aku langsung tanya dengan obgynku (dr Fitria Rezianne, SPOG yang praktek di Hermina Pasteur dan klinik Melong Asih) tentang kapan baiknya aku mulai cuti melahirkan dan beliau menganjurkan untuk cuti mulai di 36 minggu. Daan untungnya aku mengikuti saran beliau untuk mulai cuti melahirkan ketika usia kandunganku 36 minggu (lebih beberapa hari), karena ternyata baby K memutuskan untuk lahir tepat di usia kandunganku 37 minggu + 1 hari, yang artinya baby K lahir lebih cepat 20 hari dari HPL 😂

Kenapa bisa begitu? Karena aku dari dulu percaya dengan afirmasi positif, makanya pas dari awal obgynku bilang kalau baby K boleh lahir sejak usia kandunganku 37 minggu aku langsung sering ajak baby K ngobrol. Kurang lebih aku bilang ke baby K, yang saat itu masih dalam perut, kalau dia udah boleh keluar dari perut bundanya dari tanggal 9 Mei. Dan aku juga bilang ke baby K kalau nanti dia mau lahir, tinggal meluncur aja dari perut bunda supaya bundanya ngga terlalu sakit. Kurang lebih itu kata-kata yang hampir setiap hari aku ucapkan ke baby K, mungkin kata-kata itu yang jadi penyemangat baby K untuk keluar di saat yang tepat 😄

Untuk proses kelahirannya sendiri, aku memang selalu berdoa semoga bisa melahirkan secara spontan. Untuk tenaga medis yang akan membantuku lahiran, aku tidak terlalu mengharapkan obgynku bisa hadir (karena ketika konsultasi dengan para staff di klinik Melong, diceritakan bahwa dr Fitria seringkali padat jadwalnya dan alternatif lainnya adalah dibantu dengan bidan). Dan karena aku pun percaya bahwa bidan yang praktek di klinik Melong pasti sudah berpengalaman, aku jadi pasrah aja nanti ketika lahiran akan dibantu oleh bidan jaga atau dr Fitria, yang penting prosesnya lancar, aku dan baby K selamat, sehat, dan lengkap.

Nah, mulai usia kandungan 36 minggu lewat beberapa hari, beberapa kali aku setiap bangun tidur pasti ngerasa mules di perut bawah, rasanya kayak mules mau menstruasi. Durasinya ngga lama, tapi berulang hampir tiap hari. Nah ketika usia kandunganku 37 minggu kurang 2 hari, aku kontrol ke dr Fitria di klinik Melong dan mulai pemeriksaan dalam. Dan dr Fitria bilang bahwa posisi kepalanya baby K udah di bawah, bahkan udah bisa teraba oleh jarinya. 2 hari kemudian, paginya keluarlah lendir bening kental dari miss v ku. Jumlahnya ngga banyak, makanya aku masih tenang-tenang aja dan ketika aku WA dr Fitria pun beliau mengingatkan tentang tanda-tanda melahirkan yang pernah beliau jelaskan dan memang lendir yang keluar sedikit bukanlah termasuk tanda-tanda melahirkan yang mengharuskanku untuk segera ke rumah sakit atau klinik terdekat. Akhirnya hari itu aku jalankan aktivitas seperti biasa, kebetulan memang hari itu aku ada acara di rumah temen orangtuaku dan menghabiskan waktu di sana sampai sore. Memang ketika di rumah itu, perutku beberapa kali terasa mules (seperti mau menstruasi) tapi belum yang kontraksi besar. Jadi aku masih santai-santai aja dan memilih untuk tidur untuk meredakan rasa mulesnya.

Ternyata ketika magrib aku sampai rumah dan turun dari mobil, terasa ada lendir yang keluar dari miss v ku dan jumlahnya banyaaak sekali! Keluarnya pun udah ngga bisa ditahan. Akhirnya aku masuk rumah dulu dan duduk karena kaget, dan langsung wa obgynku + telpon suami (karena waktu itu posisi suami masih di Bekasi). Ibuku pun langsung sibuk packing, karena seperti yang udah pernah aku ceritakan di postingan tentang persiapan melahirkan, aku belum sempet packing dengan bener 😰

Setelah itu aku dan ortuku langsung berangkat ke klinik Melong Asih, dan untungnya jalanan bersahabat banget (aku udah takut jalanan akan macet karena pas jam pulang kantor dan traffic Kopo-Melong biasanya padat). Aku sampai di klinik sekitar jam 18:30 dan langsung dibawa ke ruangan untuk dicek sama bidan jaganya. Saat baru turun mobil, lendirnya keluar lagi dan tambah banyak! Aku udah takut itu adalah air ketuban, tapi ternyata setelah aku diminta tiduran dan dicek sama bidan alhamdulillah bukan air ketuban. Dan ternyata waktu itu aku udah pembukaan 4. Aku pun langsung dipasang alat untuk cek detak jantung baby K, dan waktu itu baby K aktif banget jadi tombolnya sering aku pencet saking seringnya baby K gerak sampai diketawain bidannya 😄

Ketika tiduran itu mulai deh kerasa "nikmatnya" kontraksi, saat aku teriak kesakitan ibuku selalu mengingatkan untuk istigfar aja daripada buang-buang tenaga untuk teriak-teriak. Oh ya selain ibuku, aku juga ditemenin sama ibu mertua. Jadi mereka berdua adalah support systemku yang menemani masa-masa melahirkanku waktu itu. Kira-kira sejam setelah itu, bidan memintaku untuk pindah ke ruangan bersalin karena ternyata aku udah pembukaan 7! Aku diantar menggunakan kursi roda karena udah ngga memungkinkan untuk jalan. Saat udah sampai di ruangan bersalin, aku diminta tiduran lagi dan bidan pun udah memberitahuku untuk siap-siap lahiran. Tapi di situ aku diingatkan untuk ngga boleh ngeden dulu, walau pun rasanya pengen pup, karena pembukaannya belum sempurna. Aku pun terus diingatkan sama ibu dan ibu mertua untuk banyak-banyak doa dan mereka menguatkanku terus.

Bidan pun meninggalkan aku sama ibu dan mertuaku dulu karena pembukaanku yang belum sempurna. Tapi ngga berapa lama dari situ, aku ngerasain sakit perut yang ngga tertahankan, rasanya kayak mau pup udah di ujung banget 😂 Akhirnya bidannya dateng lagi dan aku udah disuruh siap-siap untuk ngeden karena pembukaan yang udah sempurna. Di saat ngeden itulah aku ngerti kenapa proses lahiran itu dibilang antara hidup dan mati. Karena kalau ngga kuat ngeden, membahayakan buat ibu dan bayinya. Dan ngedennya harus kuaaaat banget 😂 waktu itu kalau ngga salah aku sampai ngeden ke 3 kali baru baby K berhasil kaluar, itu pun di tengah-tengah ngeden aku sempet mau istirahat dulu tapi langsung dilarang sama bidannya karena kepala baby K udah setengah mau keluar. Akhirnya aku pun menguatkan diri untuk ngeden lagi sekuat tenaga dan akhirnya.... baby K lahir dengan sehat, selamat dan lengkap. Alhamdulillah...

Setelah lahir, baby K dibersihin dulu sebentar baru dikasihin ke aku karena mau IMD. Alhamdulillah baby K mau menghampiri putingku, walau pun cuma sebentar. Setelah itu baby K diambil lagi sama bidan untuk disinar dulu. Daaan akhirnya suamiku dateng dan langsung adzanin baby K 😆 Suamiku memang ngga sempet menemani proses lahiran karena proses lahiran yang cepeet banget, yang alhamdulillahnya hanya 2 jam. Sayangnya perjalanan Bekasi-Bandung belum secepet itu jadinya tetep ngga keburu 😂 Tapi kami tetep bersyukur karena semuanya berjalan lancar, malah kami sangat bersyukur dengan proses yang sangat cepat ini bikin aku ngga terlalu lama merasakan "nikmat"nya kontraksi 😆

Oh ya, kalau misal ada yang bertanya gimana caranya supaya bisa melahirkan dengan sangat cepat prosesnya aku cuma bisa jawab untuk sering-sering afirmasi positif ke diri sendiri dan babynya. Ajak ngobrol sering-sering, karena katanya bisa jadi sugesti buat ibu dan bayinya. Tapi bagaimana pun proses kelahirannya, spontan atau pun c-section, semuanya pasti udah yang terbaik dan ngga mengurangi kadar keibuan seorang wanita ❤

Thank you for reading!

NSW

1 comment:

  1. Kabitaaa ingin juga menikmati kontraksi dan bukaan bukaan itu hihi makasiih bgt sisst selalu ngingetin afirmasi positif! Walaupun belum berhasil di anak pertama mudah2an masih ada kesempatan lain hehe

    ReplyDelete