Thursday 14 March 2019

Sharing Pengalaman menyambut newborn baby. Apa aja sih yang perlu dipersiapkan?

1

Haloo, akhirnya bisa keluar juga post pertama setelah melahirkan. Jadi, sedikit recap perjalanan setelah menikah di agustus 2017 alhamdulillahnya aku dan suami langsung dikasih rezeki berupa kehamilan. Dan di bulan Mei 2018, anak kami pun lahir dengan lucu dan sehat (yang selanjutnya akan dipanggil baby K di setiap postingan). Nah di sini, aku hanya mau share pengalaman waktu mempersiapkan kelahiran baby K, karena kayaknya masih jarang yang bahas. Kebanyakan yang bahas tentang perlengkapan apa aja yang perlu disiapin untuk menyambut newborn baby, dan juga postingan ini adalah requestan sahabatku yang bentar lagi mau lahiran 😆. Semoga postingan aku ini bermanfaat buat kalian yang baca yaah 😇

Pertama, searching tentang apa yang boleh dan ngga boleh dilakukan kepada newborn baby.
Ini jadi hal yang harus dilakukan karena banyak hal-hal yang dulu boleh dilakukan tapi ternyata setelah dilakukan penelitian, hal itu udah ngga boleh dilakukan lagi. Contoh : penggunaan gurita pada perut bayi. Katanya sih zaman dulu bayi baru lahir itu harus menggunakan gurita supaya perutnya ngga kembung. Padahal perut bayi itu wajar kalau agak besar, nanti juga seiring waktu akan mengecil. Dan pemakaian gurita ini pun bisa mengganggu pernapasannya bayi jadi sebaiknya ngga dilakukan lagi. Besar kecilnya perut bayi ditentukan oleh ketebalan kulit, lemak di bawah kulit, dan otot perut yang berfungsi menahan daya dorong isi perut. Kulit bayi maupun lemak dan ototnya masih tipis karena belum berkembang sempurna, sehingga belum mampu menahan gerak usus yang mendorong keluar. (untuk artikel aslinya, bisa dibaca di sini). Selain itu, penggunaan bedak pada bayi pun sebaiknya ngga dilakukan lagi karena bisa menyebabkan sesak napas dan juga bisa menutup saluran kencing bayi. Kasian kan kalau bayi kita (amit-amitnya) sampai ngalamin hal-hal itu?

Kedua, searching mitos vs fakta yang sering diterapkan di lingkungan.
Biasanya, kalau baru melahirkan tuh kita, para ibu, memilih untuk tinggal bersama orang tua. Kalau kami waktu itu memilih ini karena kami belum tau gimana caranya ngurus bayi, jadi menurut kami ini adalah pilihan yang terbaik. Tapi ada resiko yang bisa terjadi, yaitu salah satunya dihadapkan dengan orang tua yang masih percaya dengan mitos. Kalau pengalamanku sih alhamdulillahnya ibuku udah ngga menerapkan mitos-mitos itu lagi. Tapi aku sering denger mitos-mitos ini dari temen-temenku. Salah satunya adalah : ibu ngga boleh tidur siang, nanti darah putihnya naik ke mata. and i was like...



Kalau dipikir dari ilmu pengetahuan, tentu aja itu  ngga masuk akal. Tapi mitos ini salah satu mitos yang paling sering diomongin sama orang-orang di sekitarku. Kalau aku sih caranya, kalau ada yang ngomongin mitos seperti ini ke aku ya ngga aku respon. Karena susah ngelawan mitos yang udah menahun gini. Kalau pun misal masih keukeuh (apalagi orangnya adalah ortu atau mertua), ya kasih aja bukti ilmiahnya atau yang lebih gampang adalah : ajak beliau menemui dokter atau bidan yang punya basic ilmu untuk mematahkan mitos ini dengan bukti-bukti ilmiah 😆

Ketiga, searching toko baju bayi yang paling cocok dengan kita.
Kalau aku dan suami waktu itu sampai beli ke 3 toko karena belinya nyicil. Selain nanya-nanya ke yang udah pernah pengalaman tentang peralatan apa aja yang wajib dibeli, toko perlengkapan bayi biasanya udah punya list perlengkapan yang sebaiknya kita beli untuk menyambut newborn baby. Waktu itu sih aku ke yens Kopo Bandung (lokasinya ada di dalem Borma Taman Kopo Indah) dan di sana aku minta deh listnya apa aja. Ngga semua yang di list itu kami beli, sesuaikan aja dengan kebutuhan masing-masing yah!

Keempat, searching tentang ASI atau sufor.
Sebelum hamil dan melahirkan, aku ngga begitu tahu tentang ASI. Dulu ku pikir mengASIhi itu ngga sulit. Dan ternyata, lumayan yaa menguras air mata 😂 Jadi menurutku, pengetahuan mengenai ASI atau pun sufor perlu diketahui jauh-jauh hari sebelum melahirkan. Salah satunya adalah, kapan kita sebaiknya menstimulasi payudara supaya nantinya bisa mengeluarkan ASI. Kalau aku waktu itu pas udah mau deket-deket 9 bulan mulai distimulasi. Menurut obgynku dulu kalau dari puting udah mulai keluar cairan bening, itu artinya saluran ASInya udah ngga tersumbat. Oh ya, dan menurut beliau jangan stimulasi payudara sebelum waktunya karena bisa memicu kontraksi. Jadi, pastikan dengan obgyn masing-masing yaa kapan sebaiknya mulai stimulasi payudara ini. Nah selain ASI, ada pilihan lain yaitu sufor. Karena ada juga ibu-ibu yang ngga bisa mengASIhi anaknya. Tapi menurut dokter Meta Hanindita H, SpA, untuk pemberian sufor ngga bisa sembarangan. Tetep harus konsultasi dulu dengan DSA.

Kelima, searching tentang RS atau klinik melahirkan 
Pengalaman kami dulu, di usia kehamilan 8 bulan baru kami punya gambaran tempat yang paling ideal untuk nantinya aku melahirkan. Beberapa pertimbangannya waktu itu adalah :
1. Lokasinya di tengah-tengah antara rumah ortuku dan ortu suami
2. Dokter obgynku praktek juga di tempat itu
3. Biayanya yang sesuai dengan kemampuan kami saat itu
Oya, selain list di atas jauh-jauh hari sebelum lahiran juga aku memastikan kalau obgyn dan klinik tempatku melahirkan pro IMD. Setelah aku searching, IMD punya banyak banget keunggulan. Salah satunya : proses IMD akan mempercepat rangsangan kolostrum dalam ASI. Zat ini berfungsi sebagai pencegah kematian bayi kerena mengandung protein dan immunoglobulin sebagai antibodi, yang memberikan efek perlindungan pada bayi sampai usia 6 bulan pertama kehidupannya. Untuk artikel aslinya, ada di sini.

Keenam, kapan mulai packing?
Menurutku, lebih baik mulai packing di usia kehamilan 35 atau 36 minggu. Karena kita ngga tau kapan akan melahirkan kan. Menurut obgynku, kita boleh melahirkan di usia kehamilan 37 minggu. Nah waktu itu, salahnya aku, aku masih santai-santai aja ketika kehamilanku udah menginjak usia 36 minggu. Packing pun masih sekedarnya, belum yang bener-bener bikin list barang-barang yang harus dibawa untuk lahiran. Dan ternyataa, aku lahiran di 37 minggu + 1 hari! Jadinya waktu itu riweuh banget, ada beberapa barang yang ngga kebawa 😂 Itulah kenapa aku menyarankan untuk packing mulai di usia kehamilan 35 atau 36 minggu. Jangan sampai riweuh kayak aku dulu ya 😆

Ketujuh, searching istilah-istilah penting untuk newborn baby
Banyak banget istilah-istilah yang sebaiknya kita pahami ketika mau menyambut bayik supaya ketika nantinya bayik kita menunjukkan gejala-gejala itu, kita ngga terlalu kaget dan stress. Salah satu yang paling penting menurutku adalah istilah growth spurt. Growth spurt adalah percepatan pertumbuhan pada bayi yang biasanya mengakibatkan dia menyusui lebih sering dan lebih rewel dari biasanya. Bisa juga baca penjelasan lebih lengkapnya di artikel ini. Nah waktu itu, walau pun aku udah tau tentang growth spurt ini, tetep ajaa bikin stres. Karena waktu itu baby K growth spurtnya sekitar seminggu yang mengakibatkan akunya ngga bisa tidur malem dan aku ngga kebiasa untuk begadang. Jadi tahap growth spurt ini salah satu yang bikin aku stress waktu itu.

Kedelapan, samakan pandangan dengan suami
Banyaaak banget hal yang harus disamakan dengan suami, salah satunya adalah tentang nanti lahiran di mana, setelah lahir mau tinggal di mana, pengasuhan anak mau gimana, mau ASI atau sufor aja dll. Menurutku, persamaan persepsi dengan suami jadi salah satu hal yang penting banget karena kita kan akan sama-sama mengurus anak sampai nanti dewasa. Nah jangan sampai ada hal-hal fundamental yang ternyata ngga sejalan. Memang sih pasti akan ada yang ngga sependapatnya, cuma lebih baik dipersiapkan dari awal banget kan? Oh ya, peran suami juga sangat amat penting karena kita sebagai istri pasti pengen dapet support dari suami apa pun yang terjadi nantinya. Beberapa kali aku baca curhatan di IG yang cerita kalau dia stres karena dia dapet mom shaming dari mertua, dan suami ngga melakukan apa-apa. Sedih banget setiap baca curhatan yang bilang kalau suami ngga sama pandangannya dengan istrinya, karena mau bagaimana pun setelah menikah orang yang terdekat sama kita adalah pasangan kan?

Kesembilan, persiapkan kewarasan diri
Nah ini bener-bener penting banget menurutku. Apapun yang menjadi pilihan kita nantinya, yang penting adalah jaga kewarasan kita sebagai ibu. Karena, menurut pengalamanku, setelah melahirkan itu banyaaak banget perubahan yang terjadi terutama untuk ibu. Belum lagi ditambah faktor eksternal seperti mom shaming yang banyak banget terjadi di luar sana 😂 Kita harus yakin dengan pilihan kita, karena kita tau apa yang terbaik untuk anak kita. Jadi kalau nanti (amit-amitnya) kena mom shaming, ya anggep aja angin lalu. Karena mereka ngga tau apa yang sebenarnya terjadi kan? Jadi, tetep jaga kewarasan diri ya buibuk! 😆


Semoga sharing ini bermanfaat yaa buat kalian yang lagi menanti kehadiran bayik mungil. Semangaaatt!


NB : this post is dedicated to my berry berry best friend, Andaruni Trina Lestari, who gave me idea to write this post 💓

with love,
NSW

1 comment:

  1. Bermannfaaattttt bangeett 😍 *auto share this post to whatsapp Suamiku! Thank you berry berry so so sooooo muchh Saraah 😚😚

    ReplyDelete